Minggu, 02 Januari 2011

Kotak di Sudut Kamar..

   Teng….teng….teng….teng….!!!!
            Bel pulang sekolah berbunyi, semua siswa-siswi SMA Bensin Pertamax berhamburan keluar dari kelasnya masing-masing. Di antara kerumunan pelajar itu terlihat Indra, seorang cowok pendiam yang misterius (asal-usulnya). Ia terlihat sedang menunggu seseorang. Banyak temannya yang menyapanya, tapi hanya ia balas dengan senyum khasnya. Senyum lebar dengan memperlihatkan gigi kelinci depannya. Meskipun ia pendiam, tapi banyak orang yang dekat dengannya. Mulai dari balita, anak kecil, remaja, sampai mbah-mbah sekalipun. Setelah sekian lama menunggu, orang yang di tunggu pun datang. ternyata yang ditunggu bukan seorang, tapi ada 4 orang. Mereka adalah Anaz, Deby, Gilang,dan Uchti. 4 orang ini termasuk dalam Geng “Ter-Segala”. Mereka itu Ter-baik, Ter-cakep, Ter-pintar, Ter-hormat pula. Tapi mereka itu ga Ter-hina, and ga pernah Ter-aniaya.
            “Hai Ndra!!” sapa Anaz. “kok belum pulang sih?”
            “Pasti nungguin kita ya?” Uchti menggodanya sambil menyenggol lengan Indra. Muka Indra pun bersemu merah.
            “Cie,cie… merah nih…” goda Deby. “Uchti, udahlah, jangan gangguin Indra lagi. Nanti dia tambah merah, terus keringetan, terus mendidih deh…”
            “Iya lah.. maaf ya.. aku ga nyangka kamu masih kayak dulu..” kata-kata Uchti itu di sambut tawa oleh teman-temannya, dan membuat Indra semakin merah.
            Sebenernya aku udah berubah, cuma kalo deket kamu aja aku jadi kayak gini. kamu nyadar nggak sih? pikir Indra dalam hati. Sebenarnya, sejak Indra kenal dengan Uchti, ada sedikit perasaan berdebar di hatinya. Ia tak sanggup untuk duduk di sebelahnya. Apalagi untuk menatap wajahnya. Sudah dijamin 99,99% ia akan salah tingkah.
            “Eh, pulang yuk, udah mendung nih..laper pula…” ajak Gilang.
            “Bentar dulu, katanya mau makan seafood… jadi nggak sih?? tanya Anaz.
            “Halah, nge-sok pake acara makan seafood segala..” Indra ikut-ikutan bicara. “Tadi Ibuku beli kepiting and Udang banyak banget, terus aku di suruh ngundang kalian untuk makan di rumahku, mau nggak? Gratis…”
“Serius? Ya udah, sekarang kita ke rumahmu aja.. LET’S GO!!!!” Teriak Gilang. Mereka berlima pergi ke rumah Indra yang berjarak hanya 200 meter dari sekolah.
­                                                                                        O_O_O_O_O_O
            Indra, Deby, Gilang, Anaz, dan Uchti sedang menikmati seafood ala Ibunya mas Indra. 3 kepiting berukuran jumbo  dan 20 udang lobster di panggang dengan saus tiram, dan dimakan dengan nasi hangat pada sore hari. Kebersamaan mereka terlihat jelas dari cara mereka makan dengan cara yang sama, memilih makanan yang sama, dan menghirup udara yang sama. Dan selama itu, Indra selalu memperhatikan wajah Uchti tanpa berkedip.
            “HAYO !!!” Deby mengagetkan Indra yang dari tadi melamun. “hayo ketahuan… dari tadi kok ngliatin Uchti terus?”
            “Nggak kok, nggak apa-apa…”
            “Halah, jangan bohong lah… jujur aja, kamu suka sama Uchti kan?”
            “Sok tahu…” Indra coba mengelak.
            “Udah lah, nggak usah munafik. Aku tahu dari cara kamu memperhatikannya. Kamu suka sama Uchti kan?” Deby terus mendesaknya agar mau mengaku.
            “Iya lah, aku ngaku… tapi jangan bilang siapa-siapa ya. Ini pe-er-i-ve-a-ce-ye, privacy… oke?”
            “Oke boss..” akhirnya Indra pun bercerita tentang perasaannya pada Uchti dari awal sampai akhir. Dan Indra berhasil membuat Deby melongo untuk mendengarkan cerita Indra yang tanpa di selingi koma.
            “Paham?” tanya Indra setelah ia selesai bercerita.
            “Paham… tapi, apa mau kayak gini terus?”
            “Maksudnya?”
            “Apa kamu mau mengaguminya terus? Kenapa kamu nggak coba nyatain perasaanmu kedia?”
            “Nembak, gitu? Ah, aku belum siap mental. Oh iya, ulang tahunnya Uchti kapan sih?”
            “Ulang tahunnya? Kalo nggak salah sih, besok. Kenapa sih?”
            “Oh, besok ya… nggak, nggak apa-apa. Ini Deb, udangnya dimakan lagi. Enak kan?”
            “Enak kok…” mereka pun melanjutkan makan lagi. Tidak ada yang tahu apa yang sedang di pikirkan Indra. Indra bahkan tidak tahu apa yang sedang di pikirkannya. Loh??
                                                                                                 X X X X X
            Malam itu, Indra tidak bisa tidur, ia sedang memikirkan kata-kata Deby sebelum pulang. Kalo kamu suka dia, and kamu nggak mau kehilangan dia, kamu harus bisa mengalihkan perhatiannya ke kamu. Mengalihkan perhatiannya, itulah yang sedang di pikirkan Indra. Gimana aku bisa? Padahal besok Uchti ulang tahun. Apa yang harus aku lakukan? Pikir Indra. Ia pun terlelap sejenak. Di kepalanya sudah tergambar sebuah skenario yang akan terjadi besok. Ia datang ke sekolah, memberikan kado, menyatakan cinta, lalu di terima. Atau.. Ia datang ke sekolah, memberikan kado, menyatakan cinta, lalu di tolak. Waduh, repot juga kalau di tolak ya? Tapi Indra merasa aneh dengan skenarionya, kemudian Ia putar balik. Ia datang ke sekolah, dan memberikan kado. Kado? Kado apa? Coklat? Udah sering. Atau boneka? Ah, lebih biasa lagi… Oh iya, aku punya ide.
            Indra pun terbangun. Ia langsung mengeluarkan kotak kosong, kertas origami, dan peralatan tulisnya. Ia berencana akan menyampaikan perasaannya lewat bangau dan anggrek yang berhasil di buatnya. Dan dalam waktu singkat, ia berhasil membuat 1 set kado “hand made”. Ia sudah tidak sabar menunggu datangnya hari esok. Dan akhirnya ia pun terlelap dengan senyuman.
                                                                                            X X X X X
            Pagi-pagi sekali Indra bangun. Jam masih menunjukan pukul 04.00 suasana rumah masih sepi. Yang terdengar cuma suara jangkrik, dan deru motor di kejauhan. Suasana inilah yang paling di senanginya. Karena Ia bisa berkhayal, melamun, dan memainkan imajinasinya. Tiba-tiba, terbersit suatu pemikiran aneh di kepalanya.  Seandainya nanti aku meninggal, apakah aku akan menyaksikan jazadku ini dimandikan? Di sholatkan? Dan di kafani? Kerabatku, teman-tamanku, dan keluargaku menangisi kepergianku. Dan tangis itu menggema sampai peristirahatan terakhirku. Aku hanya bisa melihat semua itu tanpa bisa melakukan apa-apa. Kapan saat itu datang? Pikirnya. Ia pun terlelap lagi dengan pikirannya.
            “Indra !! bangun !!” teriakan ibunya memecahkan lamunan Indra. Dan saat ia melihat jam dinding doraemonnya, jam itu menunjukkan pukul 05.30.
            “Iya bu…” Indra keluar dari kamarnya dan langsung mandi tanpa mempedulikan air yang dingin. Pikirannya tertuju pada adegan yang akan terjadi di sekolah nanti.
                                                                                               X X X X X
             Indra keluar rumah dengan perasaan senang. Kaqrena sebentar lagi ia akan melaksanakan niatnya. Sepedanya pun Ia kayuh dengan tenang, tapi Ia merasa ada sesuatu yang kurang, dan perasaan itu ia simpan sepanjang perjalanan. Ketika Ia sampai di Gerbang sekolah, Ia berpapasan dengan Uchti. Uchti tersenyum padanya, dan Indra membalas senyumnya itu. Tiba-tiba, ia teringat kalau kado yang ia buat tidak ada di tasnya.  Ia berniat kembali ke rumah untuk mengambilk kadonya yang tertinggal. Namun saat Ia hendak berbalik, tiba-tiba terrdengar suara klakson mobil yang sangat keras. Dan semuanya pun menjadi gelap, gelap, dan semakin gelap. Yang bisa Ia ingat terakhir kali, Uchti berlari menghampirinya dan berusaha untuk menyadarkannya sambil menangis….
Suara Uchti masih terdengar, kali ini bukan hanya Uchti saja, tapi terdengar pula suara Gilang, Anaz, dan Deby.tubuh Indra terbaring di rumah sakit. Tubuhnya sudah mati rasa yang di akibatkan oleh rasa sakit luar biasa yang di deranya. Uchti masih saja menangis, karena Ia khawatir terjadi sesuatu pada Indra. Ia menyaksikan bagaimana tubuh Indra ter tabrak mobil, kemudian terpelanting hingga 5 meter.
             “Indra, kamu masih sadar kan? Bangun Ndra !!! bangun !! aku mohon…” ujar Uchti sambil menahan tangis.
             “Uchti, sabar… disini bukan cuma kamu saja yang sedih, tapi aku, dan semuanya juga sedih…” kata Gilang sambil menenangkan Uchti.
              1 jam berlalu, dan Indra masih belum bangun. Uchti, Deby, Gilang, dan Anaz masih menungguinya dengan sabar. Dan tiba-tiba, tangan kanan Indra bergerak. Meskipun matanya masih tertutup, tangan itu menggapai-gapai meja disamping tempat tidur, mengambil pensil, dan menuliskan sesuatu di meja itu. “kotak di sudut kamar”. Deby, Anaz, Gilang, dan Uchti melihat itu semua dengan pandangan tak berkedip. Setelah Indra menuliskan Itu, tangannya terangkat dan mengacungkan kelingkingnya. Wajah Indra tampak tersenyum. Secara refleks, Deby, Anaz, Gilang, dan Uchti menggenggam tangan Indra. Terasa dingin. Mereka menggenggam tangan itu sampai akhirnya tangan Indra melemas, dan semakin lemas.
              Indra sudah tiada… Anaz, Deby, Gilang, dan Uchti cuma bisa mengenang Indra saat ia masih hidup. Kotak yang di maksud Indra sudah di ambil setelah minta izin kepada ibunya Indra. Di kotak itu tercurah segala perasaannya pada Uchti. Dan akhirnya Uchti sadar betapa indra sangat menyayanginya, lebih dari sekedar teman.dan kotak itu Uchti simpan untuk mengenang Indra.
Di pemakaman, Anaz, Deby, Uchti, dan Gilang mengantarkan kepergian Indra, mereka sudah merelakan Indra untuk kembali kepadaNya. Saat jenazah Indra hendak di kuburkan, tiba-tiba angin berhembus dan sayup-sayup terdengar suara Indra berbisik lirih.
Terima kasih teman-teman….”


….S.E.L.E.S.A.I.....

10 Kebiasaan Buruk yang Harus di hindari

berikut ini 10 kebiasaan sepele yang menyebabkan otak menjadi rusak, yaitu :

1. Tidak sarapan

Mereka yang tidak sarapan akan memiliki kadar gula darah yang rendah. Hal ini akan memicu ketidakcukupan nutrisi pada otak padahal otak butuh nutrisi yang cukup untuk tetap bisa bekerja. Akibat kurang suplai nutrisi terutama glukosa, akhirnya kemampuan otak akan cepat menurun.

2. Makan berlebihan
Sikap yang terlalu berlebihan bisa mengeraskan pembuluh darah di otak yang akhirnya dapat menurunkan kekuatan mental.

3. Merokok
Semua orang tahu merokok itu tidak baik untuk kesehatan dan ada banyak dampak buruk yang dihasilkan bagi organ tubuh jika merokok. Khusus untuk organ otak, merokok bisa menyebabkan otak menyusut dan memicu penyakit pikun atau Alzheimer. Sel-sel saraf akan menyusut pada bagian hippocampus dan korteks depan yang berfungsi menyimpan ingatan.

4. Konsumsi gula berlebih
Terlalu banyak mengonsumsi gula akan mengganggu proses penyerapan protein dan nutrisi sehingga tubuh akan mengalami kekurangan gizi (malnutrisi) dan akhirnya mengganggu perkembangan otak.

5. Polusi udara
Otak adalah organ yang mengonsumsi oksigen paling banyak dari tubuh. Menghirup udara yang penuh polusi akan mengurangi suplai oksigen ke otak dan akhirnya mengurangi efisiensi otak dalam bekerja.

6. Kurang tidur
Tidur akan membuat otak berisitirahat. Kekurangan tidur dalam jangka waktu lama sama saja dengan membunuh sel otak perlahan-lahan karena otak terus dipaksa untuk tetap menyala padahal otak juga butuh istirahat.

7. Menutup kepala saat tidur

Tidur dengan kepala ditutup bantal misalnya, akan meningkatkan konsentrasi karbondioksida ke otak. Saat bernafas dengan kepala tertutup, karbondioksida hasil bernafas akan masuk kembali ke dalam tubuh dan hal itu sangat berbahaya.

8. Tetap bekerja dalam keadaan sakit
Memaksakan diri untuk bekerja atau belajar dalam kondisi sakit sangat tidak baik untuk otak dan akan merusak sel-sel otak.

9. Jarang berbicara
Percakapan akan membantu seseorang untuk terus mengaktifkan sel-sel otaknya, apalagi percakapan yang berbau intelektual. Orang yang jarang berbicara akan membiarkan sel-sel otaknya mati perlahan-lahan karena tidak pernah mengaktifkannya

10. Jarang menstimulasi pikiran
Berpikir adalah cara paling baik untuk melatih otak. Kurang menstimulasi otak dengan berbagai hal akan menyebabkan otak menyusut. Sel-sel otak akan mati karena tidak ada sesuatu yang membuat otak berkembang.

Cuma Kata-kata

 aku cuma orang biasa. ga lebih..

aku makan nasi, tempe, tahu, dan kerupuk.

ga ada hal yang spesial dariku.

yang berharga dariku cuma harga diri, yang dari dulu aku jaga supaya ga jatuh..

aku juga bisa nangis, tertawa, dan marah.

dan aku juga punya rasa untuk mengerti dan di mengerti.

untuk di sayangi dan menyayangi.

mungkin orang akan tertawa kalau aku ngomong kaya gini,

tapi memang begitu kenyataannya.

selalu aku mencoba untuk tetap tersenyum,

tapi semakin ku tersenyum, semakin ku merasa sakit.

bukan fisikku yang sakit, tapi perasaanku yang sakit...

meski aku coba tuk mengacuhkan sakitku, aku tetap merasakannya.

dan untuk nyembuhinnya ga semudah yang aku bayangkan.

aku memang begitu, karena begitulah aku...

 just be your self.

:D

JIwa-Jiwa kesepian..

Tes semester 2 telah usai, siswa-siswi SMAN 3 Cilacap sibuk merencanakan liburannya masing-masing. Tidak ketinggalan pula 6 sekawan.

yaitu Ruci, Gilang, Deby, Uchti, Tiya, dan Findani. Mereka sedang merencanakan liburan esok.

“teman-teman, liburan besok mau pada kemana nih?” Tanya gilang.

“Ga tau, aku bingung..” jawab Deby, Uchti, dan Tiya bersamaan.

“Gimana kalau kita kemah aja?” usul Findani.

“Setuju !!” jawab yang lainnya.

Tapi dimana?” Tanya Ruci.

“Nih, Gimana kalau di belakang sekolah kita aja?” Usul Gilang.

“Nggak ah, di situ kan termasuknya masih rame…” kata Deby.

“Nah, daripada bingung, gimana kalau dibelakang SMP ku aja?” usul Ruci. “Disana ada gunungnya eh, bukit ding. Hehehe..”

“Ada sungainya ga?” Tanya tiya.

“Ya sudah pasti dan sudah jelas ada dong..” jawab Ruci. “ Di sana ada bukit, sungai, sawah, bahkan ada pohon duriannya.”

“Wah, enak tuh !” Seru Gilang. “Udah ada bukit, sungai, sawah, pohon durian, it’s perfect !”

“Tapi…” kata Ruci tiba-tiba.

“ Tapi kenapa?” Tanya Uchti.

“Tempatnya Mandan angker-angker gimana… gitu.” Jawab Ruci. “ Di Jeruklegi sih…”

“Ah, ga apa-apa..” kata Findani. “Kita kan ber-enam. Lagipula, masa sih ada hantu di jaman modern seperti sekarang..”

“Jaga kata-katamu Fin..” Suruh Gilang. “Mereka ada dimana pun. Mungkin mereka juga sedang mendengarkan pembicaraan kita, Cuma kita

aja yang ga ngrasa kehadiran mereka..”

“Udah lah, ga usah pada ribut. Mendingan, sekarang kita bagi tugas aja..” kata Deby menengahi. “ aku sama Uchti bawa makanan.

“Aku bawa tenda.” kata Gilang.

“Aku juga!” sahut Findani.

“Aku bawa gelas sama panci.” Kata Tiya.

“Terus, Aku bawa apa?” Tanya Ruci.

“Nah, kamu bawain tas kita aja…” jawab Findani. “Itung-itung tambah amal.."

“Ng… ya udah deh ga apa-apa.” Kata Ruci. “Daripada ngeluarin uang. Hehe…”

“Huuu….” Sorak yang lainnya.

“ oh iya, besok kumpulnya dimana?” Tanya Uchti.

“Kumpulnya di sekolah kita jam 8 pagi. Oke?” usul Deby.

"sip.. aku setuju !!” seru Ruci. “Gimana temen-temen?”

“Setuju !!” teriak yang lain.

Mereka ber-enam pulang ke rumah masing-masing dan sibuk untuk mempersiapkan peralatan dan barang-barang yang akan di bawa besok.>

O__O__O__O

Akhirnya waktu yang di tunggu pun datang, tanggal 13 Juni 2010.

Gilang, Deby, Findani, Uchti, dan Tiya sudah berkumpul sambil membawa peralatan yang di janjikan. Mereka belum melihat Ruci.

“Duh.. Ruci kemana sih? Katanya kumpul jam 8. Gimana sih…” kata Tiya kesal.

"iya nih.. padahal udah jam 8.30,,” sahut Gilang.

dari kejauhan tampak Ruci yang sedang berlari sambil membawa tasnya.

“Huh.. akhirnya sampai..” kata Ruci.

“Dari mana aja kamu mas?” Tanya Gilang. “udah jam berapa ini?”

"Maaf lah.. Tadi supir bisnya kecing di jalan 5 kali, jadinya, aku terlambat.” Kata Ruci. “maaf ya teman-teman..”

“Iya deh, kamu aku maafin. Udah yuk, mendingan kita berangkat sekarang.” Ajak Deby. “ayo teman-teman..”

Mereka ber-enam mulai berangkat ke lokasi tujuan. Sesampainya di sana, mereka semua terpukau akan pemandangannya yang indah. Dari

tempat mereka berdiri, mereka bisa melihat sungai yang mengalir jernih, padi di sawah yang masih hijau, serta perkebunan durian.

“Subhanallah.. indah sekali pemandangannya…” kata Uchti.

“Iya, udaranya juga bersih..” tambah Deby

“Wah, ada perkebunan durian..” kata Gilang. “ Gimana kalau kita petik tiga?” usulnya.

“Ya gampang nanti saja. Sekarang kita bagi tugas dulu. Gimana?” usul Ruci.

“Ya udah lah..” jawab Tiya.

Mereka mulai bekerjasama dan membagi tugas. Tiya merebus air, Deby dan Uchti mengumpulkan kayu bakar, sementara itu Ruci, Gilang, dan

Findani mendirikan tenda. Mereka bekerja sama dengan giat.

Tak terasa, malam pun datang. ke-enam anak tersebut membuat api unggun dan membakar jagung yang Deby bawa. Uchti membuat 6 gelas

susu coklat panas, sementara yang lain bernyanyi sambil di iringi gitar yang di mainkan oleh Gilang. Mereka menyanyikan lagu “Antara Ada

dan Tiada”

ANTARA ADA DAN TIADA….

KU TAHU..
KU RASA HADIRMU..
ANTARA ADA DAN TIADA…

SAAT KU MELIHATMU
KAU TERASA DI HATI
KAU PUNYA SEGALANYA
YANG AKU IMPIKAN

DAN ANGANKU TAK HENTI
SAJA TENTANG BAYANGMU
WALAU KU TAHU
KAU TAK PERNAH ANGGAP KU ADA

KU TAK BISA MENGGAPAIMU
TAKKAN PERNAH BISA
WALAU SUDAH LETIH
AKU TAK MUNGKIN LEPAS LAGI,
KAU HANYA MIMPI BAGIKU
TAK UNTUK JADI NYATA
DAN SEGALA RASA BUATMU
HARUS PADAM DAN BERAKHIR….

Canda dan tawa mengisi kegiatan mereka malam itu. Semuanya merasa senang seolah-olah mereka baru saja mendapatkan uang 1 milyar.

Tidak ada beban di kepala mereka. Malam pun semakin larut, Jagung dan coklat panas sudah habis. Ruci pun merasa bosan.

“Teman-teman, ada yang bawa bacaan ga?” Tanya Ruci. “Aku bosen nih..”

“kayaknya ga loh...” jawab Gilang. “ sebenernya tadi aku mau bawa komik, tapi aku kira ga ada yang mau baca..”

“yah… coba tadi di bawa..” keluh Ruci. “yakin ga ada yang bawa?”

“Ng.. kayaknya tadi aku liat buku di tenda deh..” kata Tiya. “Sebentar ya, aku ambil dulu..”

O__O__O__O

 Tiya kembali sambil membawa buku di tangannya.

“Nih, aku nemu buku.” Kata tiya

“Punya siapa?” Tanya Deby

“Ga tau, tadi aku liat buku itu di belakang tenda. Ya aku ambil saja..” jawab Tiya.

“Oh..ya udah, tolong bacakan sih..” pinta Ruci.

“Tenggorokanku lagi sakit, maaf ya…” kata Tiya.

"Oh, ga apa-apa.” kata Ruci. “Deby, tolong bacain sih.. Deby kan baik, ramah, suka menolong, dan rajin menabung.” rayunya.

“Halah, bohong. Tapi, ga apa-apa deh, aku juga bosen.”

Deby mulai membuka-buka buku itu.

“Oh, rupanya ini buku diary milik Radith” kata Deby.

“Bacain dong..” pinta findani.

“Iya sabar..” kata Deby. “Aku mulai ya? Anak-anak, duduk yang manis..”

“Iya Bu Guru..” jawab yang lain.

“Begini isinya…” Deby mulai membaca.


13 Juni 1995
“Hari itu kami Dewi, Fahrel, Gagas, Aku, Tasya, dan Uky
berkemah di bukit belakang sekolah. Kami memulai hari
dengan riang-gembira. Kami tak merasakan firasat apapun
tentang sesuatu yang akan terjadi. Malam pun tiba entah
kenapa malam itu terasa janggal bagi kami.
Semakin malam, kedinginan yang terasa
semakin menyelimuti kami. Kami pun memutuskan untuk
tidur. Saat kami terbangun keesokan harinya, kami sudah
berada di tempat yang lingkungannya tidak kami kenali.
Tempat dimana hukum fisika tidak berlaku…

“kasihan ya?” kata uchti. “Masih ada lanjutannya ga Deb?”

“Masih kok, nih…” Deby mulai membaca lagi…

13 Juni 2004
“Kami sedih, kami kesepian, kami tidak bisa
keluar dari dunia ini. Kami tidak tahu dimana jenazah
kami, kami bahkan tidak tahu masih hidup atau tidak. Kami
bagaikan berjalan di lorong gelap tanpa akhir. Tapi,
sebentar lagi kami tidak akan merasa kesepian.
Karena tepat malam ini, ya malam ini akan ada 6
orang yang seumuran dengan kami, 6 orang
yang namanya sama dengan huruf depan
nama kami akan bernasib sama seperti kami. Kami, kami senang…”


“Benar-benar kasihan…” kata Tiya.

“Iya. Kalau kita yang jadi mereka, gimana ya?” kata Uchti.

“Huzz, jangan ngomong sembarangan..” kata Gilang.

“Eh, sekarang sih tanggal berapa ya?” Tanya Tiya.

“Tanggal 13 Juni 2010.” Jawab Findani. “Kenapa sih?”

“APA ?!!” tiba-tiba Deby menjerit.

“kenapa Deb?” Tanya Findani.

“ Apa kamu ga sadar?” Tanya Ruci.”Coba Baca 2 kalimat terakhir ini, 6 orang yang namanya sama dengan kami akan bernasib sama seperti

kami. Itu berarti KITA !! D itu Deby, G itu Gilang, R itu aku, T itu Tiya, dan F itu kamu !!” jelas Ruci.

“Engga!! Ga mungkin itu kita!!” Tangis Tiya. “Kamu pasti bohong kan?? Iya kan??"

“Ga, Ruci benar. Dan yang harus kita lakukan sekarang, kita beres-beres lalu pulang.” Kata Deby.

mereka ber-enam membereskan barang-barang sendiri. Ketika mereka hendak beranjak pergi, tiba-tiba lingkungan sekitar mereka berubah,

mereka tidak mengenali lingkungan mereka yang sekarang.

“WAAAA… ini ga mungkin terjadi..!!” tangis Tiya.

“Sudahlah, ga ada gunanya kita menangis. Menangis ga akan menyelesaikan masalah kita.” Kata Ruci. “ ayo kita cari jalan keluarnya !!.”

" Tapi kemana kita akan mencari?” Tanya uchti. “Kita sudah terperangkap di sini. Dan kita ga mungkin bisa keluar SELAMANYA !!.”

“Ya, Uchti benar, kita ga mungkin bisa keluar. Kita sama seperti Radith dan teman-temannya. Kita sudah terkubur di sini!!”Kata Deby

“Kalau kalian pikir Radith dan teman-temannya ga bisa keluar dari tempat ini, maka kita yang akan keluar pertama.” Kata Ruci. “Yakinlah kalau

semua masalah itu ada jalan keluarnya…”

“Ruci benar, kita ga boleh menyerah !!” kata Gilang. “Ayo kita jalan sebelum semuanya bertambah sulit”

"Lalu buku ini bagaimana?” Tanya Findani. “ apa kita bawa saja?”

“Ga usah !!” kata Ruci sambil merebut buku itu. “Buang saja buku ini, buku ini pembawa sial !!”

Ruci pun membuang buku itujauh-jauh. Buku itu jatuh dan terbuka di halaman paling belakang. Di situ tertulis sesuatu…


13 Juni 2010
“Maaf, maafkan kami. Kami tidak bermaksud apa-apa.
Kami Cuma butuh teman. Karena kami, karena kami kesepian….”




T.A.M.A.T…

Aku dan Sahabatku..

Saat kau membaca tulisan ini, mungkin kau akan tertawa.
Mungkin juga kau akan terharu jika bisa mengambil makna yg tersirat.

1. Sebenarnya jika kau tahu, aku ini BUTA.
Aku tak bisa 'melihat' tanpa bantuan temanku yg menuntunku kepada apa yg seharusnya.

2. SesungGuhnya aku 'TULI'.
Temanku selalu berkata hal yg baik tentang siapa saja. Tidak pernah sekalipun aku mendengar ucapan buruk darinya.

3. Jika kau tahu, aku juga 'LUMPUH'.
Banyak hal yg tak bisa ku kerjakan, 'n kuselesaikan tanpa bantuan orang lain..

4. Dan jika kau tahu, aku sudah 'MATI'.
Aku 'terkubur' dalam kesedihan 'n kesunyian. Tanpa adanya cahaya yg menerangiku.
Namun, sahabat"ku datang dan 'menggali kuburku', 'mengangkatku', dan berusaha 'menghidupkanku', memberiku semangat dan harapan. Hingga akhirnya aku kembali..

.: terima kasih sobat, kau telah mengajariku segalanya. Semoga hal ini terukir abadi.. :.